
KabarinBekasi, SUKAWANGI– Fenomena El-Nino mulai berdampak di bumi Swatantra Wibawa Mukti, terdapat 13 Desa mulai mengalami kekeringan salah satunya lahan pertanian sawah di Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.
Kondisi tersebut juga diperparah dari kondisi saluran irigasi yang sudah mulai mengering, dan ditambah intensitas hujan yang rendah menjadi faktor penyebab ratusan hektar sawah di wilayah itu terancam gagal panen.
Jeri (40), salah satu petani asal Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi merasakan sekali dampak dari fenomena El-Nino yang melanda tanah air.
Jeri mengaku di Desa Sukaringin sendiri kurang lebih 100 hektare sawah di wilayahnya merasakan dampak dari El-Nino dilanda kekeringan akhibat tidak mengalirnya irigasi setempat.
“Untuk lahan di wilayah Desa Sukaringin ini kurang lebih 100 hektar kekeringan. Salah satu Penyebabnya adalah tidak mengalirnya sumber air dari kali Cikarang Srengseng hilir ditambah pintu air tersebut rusak.” kata Jeri.
Pendangkalan dan banyak tumpukan sampah rumah tangga di kali Cikarang Srengseng hilir, kata Jeri menjadi penyumbang kekeringan karena air tidak bisa mengalir di sawah milik warga.
Ia membeberkan akibat tidak tumbuhnya tanaman padi miliknya. Banyak Petani di wilayah itu merugi, dalam satu hektar kerugian yang dialami para pertani beragam mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 7 juta.
“Udah kurang lebih hampir satu bulan kekeringan. Untuk perhitungan kerugian perhektar rata-rata lima sampai tujuh juta, karna para petani disini sudah ada yang melakukan semai, ada yang sudah mupuk. Ini yang disini umur padi sudah umur tiga minggu,” beber Jeri.
Sebagaimana diketahui, Dampak El Nino membuat Kondisi sawah di wilayah Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi kondisinya beragam, ada yang sudah semai, adapun yang sudah tengah memupuk.
Para petani di wilayah Utara Kabupaten Bekasi ini berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi, segera mengambil dan melakukan tindakan solusi nyata untuk menangani masalah air irigasi untuk area persawahan.
Ia mengaku saat ini untuk penanganan awal para petani secara swadaya memperbaiki saluran-saluran irigasi setempat.
“Tolonglah pemerintah, kami hanya petani yang berdomisli di bagian utara, sering kali mengadakan goloran, laporan secara lisan atau tulisan di dalam forum rapat,” katanya.
“Jangan Cuma janji-janji, seremonial gak ada tindakan. Kalau misalkan tidak ditangani, bisa-bisa kita selaku petani akan menganggur, dan kami butuh biaya sekolah, lain-lain.” kesalnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum mengatakan bahwa pihaknya saat tengah menginventarisir persawahan yang mengering dan saluran irigasi yang mengalami kerusakan akibat dampak fenomema El-Nino ini.
“Yang dikeluhkan petani yang jelas air ya. Saat ini kurang lebih 13 kecamatan terdampak kekeringan. Kami sudah inventaris lahan-lahan yang mengalami kekeringan khususnya di wilayah utara kabupaten bekasi seperti cabangbungin, sukawangi, sukatani, sukakarya itu udah kami inventaris dan juga beberapa jaringan irigasi yang mengalami kerusakan kita inventaris juga kita komunikasikan dengan pihak terkait,” ujar Nayu Kulsum.
Selain melakukan inventarisir, pihaknya tengah bersinergi dengan instansi lain untuk menanggulangi kekeringan di Kabupaten Bekasi.
Saat ini, kata Nayu, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi juga menyediakan bantuan benih padi bagi para petani yang terdampak fenomena El-Nino ini.
“Untuk mengurangi resiko petani gagal itu kita dengan bantuan benih, minimal benihnya kita bantu petani yang terdampak.” katanya.
Meskipun saat ini catatan dinas Pertanian di wilayah Kabupaten Bekasi rata-rata dalam satu tahun produksi padi masih di Intensitas Pertanian (IP) 200. Secara umum rata-rata dalam luas satu hektare sawah dapat menghasilkan enam ton padi.
“Produksi kita masih di Intentisat Pertanaman (IP) 200, artinya setiap tahun dua kali itu masih eksis, biasanya petani mengefisiensikan ketika ada air mereka segera menanam, kondisi-kondisi seperti air hujan mereka selang paska panen kita usahakan segera untuk menanam kembali seperti itu.”tandas dia (kb)