Ingin Sampaikan Tuntutannya, Puluhan Masa Dari Karang Taruna Malah Dihadang Masa Lain

KabarinBekasi, CIKARANG UTARA – Kericuhan nyaris terjadi mewarnai aksi unjuk rasa, di Kawasan Jababeka XXIIB, Desa Karang Baru, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Rabu (12/09/2023).

Berdasarkan pantauan dilapangan, masa dari organisasi kepemudaan Karang Taruna, sekitar pukul 08.30 Wib, yang semula ingin mendatangi PT. Global Dimensi Metalindo untuk menyampaikan aspirasinya malah mendapat penghadangan yang diduga dilakukan oleh masa bayaran.

Masa dari Karang Taruna kemudian memutar jalan untuk menghindari bentrokan, namun kondisi serupa dari masa lain kembali menghadang masa Karang Taruna, beruntung polisi langsung sigap menahan laju dari kedua kubu masa untuk menghindari terjadinya bentrokan.

Kapolsek Cikarang Utara Kompol Samsono mengatakan kericuhan sempat terjadi dimana melibatkan antara sesama warga dari Desa Karang Baru itu lantaran sekedar miss komunikasi.

“Sebetulnya hanya miss komunikasi saja di antara kedua belah pihak sesama warga dari Desa Karang Baru,”kata Samsono.

Kendati demikian, guna menjaga kondusifitas keamanan di wilayah hukum Polres Metro Bekasi khususnya di Cikarang Utara, pihaknya melakukan mediasi ke semua unsur yang terlibat.

“Karena kami selaku petugas keamanan melerai terlebih dahulu dari pada nanti terjadinya keributan antar kedua kubu dengan mengambil langkah berupa mediasi ke seluruh pihak terkait,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Karang Taruna Desa Karang Baru, Muhammad Alfian mengungkapkan aksi yang dilakukan pihaknya merupakan buntut keresahan dari  masyarakat diwilayah nya dikarenakan masih banyaknya anak muda dan mudi yang menganggur. Namun sayangnya saat akan menyampaikan aspirasinya justru di bentrokan dengan masa yang mengaku dari Warga Desa Karangbaru.

“Mayoritas warga lokal di Desa Karang Baru ini masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan, maka dari itu kami minta lapangan pekerjaan ke PT. Global Dimensi Metalindo yang letak lokasi keberadaan perusahaan tersebut berdiri di wilayah kami.”ucapnya

Namun, pada saat akan menggelar aksi pihaknya malah mendapat penghadangan dengan masa yang mengaku dari warga”lanjut Alfian.

Ditambahkan Alfian, kami hanya memperjuangkan keberadaan
warga lokal dalam menuntut haknya untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di wilayah sendiri, demi kesejahteraan masyarakat tersebut.

“Miris memang untuk mendapatkan pekerjaan saja, warga harus merogoh kocek uang jutaan rupiah,” ungkap Alfian.

Disaat sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan di kampung sendiri, kata Alfian, Karang Taruna malah dibentrokan dengan masa lain di wilayah sendiri lantaran maraknya oknum penyalur kerja yang bermain.

“Untuk mendapatkan hak pekerjaan itu harus melalui oknum penyalur kerja,terlebih yang nanti nya berkerja pun warga dari luar,” katanya.

“Warga di Desa Karang Baru di harapkan jangan sampai ada yang menganggur, miris apalagi untuk berkerja di wilayah sendiri harus melalui LPK luar,” tandas Alfian.

Alfian menuturkan bahwa Perusahaan yang berada di wilayah Desa Karang Baru, kebanyakan para pekerja nya juga orang luar, itu pun yang menyalurkan dari Lembaga Penyalur Kerja (LPK) dari luar.

“Lembaga Penyalur Kerja itu kebanyakan bawa orang dari luar, bukan warga lokal. Kita disini sama-sama tahu kita berkerja itu untuk mendapatkan uang, bukan untuk membuang uang dengan membayar sejumlah uang.”tutur dia.

Meski demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam mengatasi masalah pengangguran seharusnya terus menerus secara intensif. Dimana dengan melakukan evaluasi terhadap sistem rekrutmen dalam penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kami rasa pemerintah daerah saat ini kurang maksimal dalam mengentaskan dan mengatasi persoalan pengangguran di  kawasan yang katanya dikenal sebagai wilayah industri terbesar se-Asia tenggara.”pungkas dia. (kb)