SUKAWANGI – Pembangunan toilet di 488 sekolah yang memakan anggaran fantastis mencapai 98 milyar, dimana tiap unitnya menelan anggaran 196,8 juta per unit oleh Pemkab Bekasi guna mendukung sarana kebersihan di masa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, menjadi sia-sia.
Pasalnya, belum sempat digunakan, kondisi toilet yang ada di SDN Sukadaya 01, kampung Pengarengan, Desa Sukadaya, Kecamatan Sukawangi, dan SDN Sukaindah 03, di Kampung Pulo Bambu, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, kondisinya sudah rusak dan tidak lagi layak untuk digunakan.
Menurut Nilam Cahya salah satu murid kelas 6 di SDN Sukaindah 03 mengungkapkan, Ia bersama siswa lainnya hingga saat ini belum pernah memakai sarana fasilitas yang ada di toilet serta di washtafel cuci tangan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi tersebut, lantaran kondisinya memang sudah rusak dan tidak layak.
“Iya Wasyafelny belum pernah di pake buat cuci tangan, tapi kalau ke toilet juga masih pakai yang lama” ujar Nilam, Kamis (21/10/2021).
Kepala Sekolah SDN Sukaindah 03, Endang Sutarmi membenarkan kondisi fasilitas toilet yang dibangun oleh Pemkab Bekasi itu sudah banyak yang rusak, dan memang belum sempat digunakan oleh para siswa di Sekolahnya. Agar washtafel yang ada di depan kelas dapat dipergunakan pada PTM terbatas, pihaknya harus memperbaiki beberapa fasilitas cuci tangan itu dengan anggaran dari sekolah.
“Pihak sekolah terpksa merapikan saluran air washtafel yang sudah rusak karna peralon-peralonnya berserakan dan pecah akibat terinjak-injak” jelasnya.
“Jadi siswa kalau ke toilet iya masih pakai toilet yang sudah ada dari sekolah belum memakai toilet baru yang di bangun pemerintah,” lanjutnya.
Endang juga menceritakan bahwa bangunan toilet tersebut pernah didatangi dan diperiksa oleh petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, petugas yang berjumlah tiga orang itu menanyakan beberapa hal terkait fasilitas apa saja yang ada di bangunan toilet senilai hampir 200 juta tersebut.
“Dari KPK ada tiga orang, kira-kira itu seminggu sebelum pembelajaran tatap muka terbatas dimulai. yang ditanyakan terkait toilet, tentang mesin pompa, saluran airnya dari mana, fasilitas masih ada semua sih, cuma kondisinya kurang bagus” jelas Endang menceritakan saat dirinya menjawab pertanyaan petugas dari KPK.
“Kerusakannya dari sebelum tatap muka dimulai sih sudah rusak, sejak pekerjaannya selesai juga tidak ada lagi pihak kontraktor atau konsultan yang datang lagi” tutupnya.
Ia berharap, fasilitas bangunan toilet tersebut bisa segera diserah terimakan, sehingga bisa digunakan dan dilakukan perawatan oleh pihak sekolah. (dj)