KabarinBekasi, Kota Bekasi– Selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Bekasi yakni PT Bina Bangun Wibawa Mukti (Perseroda) yang bergerak di sektor bisnis Gas kini mulai bersiap siap membidik bisnis baru menyusul mulai menipisnya cadangan sumber daya alam di Kab Bekasi yang di prediksi hanya bertahan sampai beberapa tahun kedepan.
Direktur Utama PT Bina Bangun Wibawa Mukti, Prananto Sukodjatmoko mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan perubahan penerapan energi terbarukan.
Dengan begitu, kata Pranoto, skema perubahan penerapan energi terbarukan tersebut diterapkan lantaran mengingat ketergantungan terhadap energi yang berasal dari fosil itu kian terbatas.
“Memang karena hanya mengandalkan dari fosil ini akan sangat terbatas. Bisa jadi kandungan (gas di Kabupaten Bekasi) yang tersisa hanya cukup untuk tiga tahun ke depan,” ungkap Prananto ketika diwawancarai wartawan pada Senin (11/12/2023).
Seperti diketahui, BUMD yang didirikan sejak 2002 yang bertujuan untuk mengeksplorasi kandungan gas, kilang gas berlokasi di bilangan lapangan Tambun, kemudian pengelolaannya dilakukan di Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan.
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan gas di Kabupaten Bekasi terbilang signifikan. Prananto mengatakan, salah satu capaian gas tertinggi terjadi pada 2012 dengan kandungan mencapai 15 juta standar kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (mmscfd).
Namun demikian, kata Pranoto, kandungan gas ini tiap waktu kian berkurang. Bahkan pada 2023 ini, gas yang berhasil dicapai hanya 3 mmscfd dan hanya 1 mmscfd yang bisa digunakan. Kondisi ini yang membuat operasional kilang dihentikan sementara.
“Memang sejak Oktober kami shutdown karena kondisinya memang tidak memungkinkan. Alat yang kami miliki tidak mampu lagi menjangkau gas yang terkandung, karena memang sudah menipis,” ucap dia.
Prananto mengaku pihaknya sempat mengakali penyerapan gas dengan lebih menurunkan level alat yang dimiliki namun tidak berhasil.
“Yang biasanya kami terapkan high pressure, kami coba dengan low pressure. Tapi justru yang terangkut bukan hanya gas tapi material lain yang membuat dua alat kami rusak,” imbuhnya.
“Ini yang menjadi persoalan. Kondisi ini juga dirasakan Pertamina, tapi karena Pertamina itu alatnya punya lima, jadi kalau dua rusak masih bisa digunakan. Sedangkan kami memang cuma dua alatnya,” sambungnya.
Prananto menyampaikan, saat ini PT BBWM menjadi BUMD satu-satunya yang masih mengelola gas dari hilir. Sedangkan BUMD di daerah lainnya telah beralih ke berbagai sektor energi terbarukan.
“Jadi karena hanya mengandalkan energi dari fosil, akan habis juga, sama di daerah lain juga. Hanya BBWM dan Gresik yang masih bertahan, itu pun telah berhenti,” ucap dia.
Kendati demikian, kata Pranoto, kandungan gas makin sulit, Prananto mengatakan, pihaknya masih bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) ke Pemkab Bekasi sebesar Rp 2,8 miliar.
“Meskipun nilai demikian untuk ukuran bisnis gas terbilang kecil tapi kami masih bertahan. Kami juga tetap memertahankan jumlah karyawan tanpa ada pengurangan meski kondisinya demikian,” ucap dia.
Diversifikasi
Sedikitnya delapan pengembangan bisnis baru tengah diusulkan BBWM sebagai bagian dari upaya mengembangkan usaha. Beberapa di antaranya, kata Prananto, berkaitan dengan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya.
“Pengembangan bisnis ini menjadi upaya wajib untuk memertahankan perusahaan. Kami telah berkomitmen untuk penyaluran listrik dari panel surya untuk PDAM Tirta Bhagasasi, baik di kantor maupun di pengelolaan airnya,” katanya.
Lalu bisnis lainnya yang dikembangkan yakni stasiun pengisian kendaraan listrik umum, penyewaan kendaraan listrik, pendirian batching plant, marketplace UMKM khusus Kabupaten Bekasi “Bebeli”, pengelolaan sampah berteknologi di Burangkeng, parkir hingga pengelolaan aset.
Meski demikian, diakui Prananto, pengembangan bisnis ini kerap terhadap di sektor birokrasi. Karena mayoritas pemilik saham pemerintah daerah, perlu dukungan seluruh pihak untuk memulai pengembangan bisnis.
“Memang perlu dukungan penuh dari daerah, baik pemerintah dan legislatif. Ini yang sejauh ini kami upayakan agar pengembangan bisnis terutama pada energi terbarukan mendapat dukungan,” tandasnya ***